Celine memang sudah gila. Dia menabrakkan mobilnya dengan keras ke pembatas jalan hanya karena ingin menarik perhatian Frans. Ban mobil itu berdecit, dentuman logam menghantam beton memekakkan telinga, kaca depan pecah berhamburan, dan tubuh Celine terhempas ke depan. Darah menetes dari pelipisnya, tubuhnya bergetar, tapi ia masih tersenyum samar di tengah rasa sakit itu. Baginya, luka dan penderitaan bukan masalah. Selama Frans mau datang, mau melihatnya, mau peduli sedikit saja, semua itu terasa pantas. Ambulans datang tergesa. Sirene meraung, tubuh Celine yang penuh memar segera diangkat ke tandu. Ia hanya setengah sadar, matanya kabur, tapi di sela-sela kesadarannya, nama Frans terus keluar dari bibirnya. “Frans... datanglah... tolong aku... lihat aku... jangan tinggalkan aku...” Rum
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari