Celine duduk bersama temannya di sebuah restoran mewah di pusat kota. Malam itu seharusnya ia bisa menikmati makan malam santai sambil mengobrol, tetapi matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang begitu familiar. Frans. Suaminya sendiri. Namun yang membuat jantung Celine serasa berhenti bukan hanya keberadaan Frans, melainkan perempuan yang duduk di hadapannya. Alana. Mereka berdua tertawa lepas, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Celine meremas ujung sendok di tangannya hingga suara denting kecil terdengar. Temannya, Rani, menyadari perubahan wajahnya. “Celine, kamu kenapa? Wajahmu pucat sekali,” bisik Rani. Celine menoleh sekilas, lalu kembali menatap meja Frans dan Alana. “Itu Frans… dan dia bersama Alana. Lihat, Ran. Mereka terlihat begitu dekat.” Rani melirik cepat, lalu men