bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

book_age18+
2.5K
IKUTI
23.4K
BACA
HE
age gap
opposites attract
arranged marriage
drama
mystery
loser
city
like
intro-logo
Uraian

"Apa kau tidak bisa berpikir? Aku mengurus rumah, bekerja, mengurus anak-anak, dan lihat kondisiku saat ini, jika kau tidak punya hati setidaknya pakai otakmu!" Rasanya Alena ingin sekali memukul Andre dan kekasihnya secara bergantian

"Itu kan tugasmu, seharusnya kau tahu sebelum kau memutuskan untuk menikahi Andre!" Sintia tak terima kekasihnya di bentak oleh Alena

"Aku hanya-" belum sempat Andre menyelesaikan kalimatnya

"Aku akan pergi!" Alena melangkahkan kakinya

"Tidak, tunggu dulu, bukan itu maksudku" Andre berusaha menahan Alena

"Tapi aku tetap pergi, senang 'kan saja kekasihmu itu, jangan pedulikan aku, dan jangan mencampuri urusanku" Alena pergi meninggalkan Andre dan Sintia yang masih berdiri di sana

Andre sedikit kecewa karena istrinya memilih pergi dengan pria lain, dan tidak memilih untuk melakukannya bersama dengan dia

"Biarkan saja dia, kenapa kau menahannya? Mungkin dia menyukai pria itu, dan ini sudah saatnya waktu yang kita tunggu-tunggu datang, kita akan bersama selamanya setelah kalian bercerai" Sintia tampak tidak bisa menahan rasa bahagianya

Tapi Andre hanya tersenyum kecut, perasaannya terasa gamang, apakah ini yang sebenarnya Andre inginkan? Menceraikan Alena lalu menikahi Sintia seperti rencana dia sebelumnya? Haruskah dia melepas istrinya untuk pria lain?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Restu
"Papa tidak setuju dan tidak akan pernah merestuimu sampai kapan pun dengan wanita itu!" teriak seorang pria yang sudah lumayan berumur. "Tapi aku mencintainya Pa, dari dulu Papa selalu tidak membiarkanku memilih pasanganku sendiri, aku sudah besar, Pa," ucap pria di hadapannya tidak mau kalah. "Itu karena kau bodoh Andre! Kau tidak bisa menilai mana wanita yang baik dan mana wanita yang buruk, kau selalu terjerumus tipu daya wanita tidak baik sampai kau buta sebenarnya pilihan Papalah yang terbaik, tapi kau sia-siakan" "Itu karena aku tidak mencintainya, bagaimana bisa mencintai pilihan orang lain sedangkan aku sudah memilih pilihanku sendiri?!" Andre terlihat terus berkelit. "Sudahlah, percuma kau terus memberi alasan! Sampai kapan pun Papa tidak merestui kalian dan jika kalian menikah diam-diam Papa akan mengeluarkanmu dari kartu keluarga dan juga ahli waris!" ancam pria tua itu. Andre sudah kehabisan kata-kata untuk membantah ayahnya, dia terlihat sangat putus asa dengan kungkungan ayahnya yang sama keras kepalanya seperti dirinya, padahal dia sudah berjanji pada kekasihnya bahwa dia akan menikahinya setelah mendapat restu dari sang ayah. Restu tidak didapat malah yang dia dapat adalah sebuah ancaman. Ancaman jika dia sampai berani menikahi wanita pilihannya maka dia akan jadi gembel. Tentu saja dia tidak mau. Namun, dia juga tidak mau melepas wanitanya itu. Jadi, dia berpikir mungkin lain waktu dia akan berusaha membujuk ayahnya lagi, walaupun terlihat tidak ada harapan dia tidak berniat menyerah sama sekali. "Satu hal yang harus kau tahu Nak …." Ayahnya menunggu respon sang anak untuk menatap matanya. "Kau tidak benar-benar mencintai wanita itu, kau hanya menyukainya saja karena kau sudah terperangkap tipu daya wanita itu, yang terpenting dia tidak menyayangi anak-anakmu," lanjut ayahnya. Seperti tidak memberi celah sama sekali kepada Andre untuk membujuknya di kemudian hari, sedangkan Andre yang mendengar hal itu merasa sedikit kesal, sebegitunya sang ayah sampai tidak menyukai wanita pilihannya. "Pa, jangan menilai orang seperti itu, bisa saja nanti dia menyayangi anak-anakku dan aku rasa aku benar-benar mencintainya," ucap Andre menarik napas berat. "Kau sudah besar, tapi masih bodoh! Apa kau tidak berpikir jika kedepannya kalian akan punya anak lagi dan anak-anakmu yang sekarang akan kau terlantarkan karena kau terlalu fokus dengan kehidupan barumu?" Ayahnya juga ikutan menghela napas berat. "Kalau memang dasarnya bodoh, mau seberapa banyak Papa memberitahumu kau tetap bodoh, jika kau mengalami sesuatu yang membuatmu sadar kau akan berterimakasih pada Papa," lanjutnya pria paruh baya itu. Pria bernama Adit itu sudah sangat jengah dengan kelakuan putranya yang tidak bisa dinasehati. Dia pun berlalu pergi meninggalkan Andre yang masih diam tanpa memedulikan bagaimana perasaan Andre saat ini. Perasaan Andre saat ini? Jangan ditanya, dia sangat kesal dan geram karena ayahnya mengatainya bodoh berkali-kali, juga meragukan wanita pilihannya serta rasa cintanya, padahal Andre sudah sangat yakin kalau dialah wanita yang tepat. Getar ponsel memecah lamunan Andre yang kalut dalam pikirannya sendiri, segera dia raih ponselnya dan melihat nama yang tertera di layar "Sintia", tanpa banyak membuang waktu dia langsung mengangkat panggilan telepon itu. "Bagaimana, Sayang? Apa ayahmu kali ini mengizinkan?" "Tidak …." Andre menghembuskan napas kasar. "Tidak lagi, mau sampai kapan hubungan kita seperti ini. Aku sudah sangat lelah, apa aku harus melupakanmu dan mencari pria lain?" "Tidak, jangan lakukan itu, bersabarlah sedikit lagi, Sayang!” Andre juga tampaknya sudah sangat putus asa. Tidak ada jawaban lagi dari seberang telepon, Andre mengerti sekarang wanitanya tengah marah karena tidak kunjung diberi kepastian, tapi seperti yang dikatakan tadi, Andre belum mau menyerah dengan hubungan ini. "Aku matikan dulu, aku akan menghubungimu nanti." Andre menyelesaikan panggilan telepon itu *** Andre sangat lelah dengan semua kelakuan ayahnya yang selalu mencampuri urusannya, tidak semua urusan, hanya urusan percintaan yang Andre jalani. Bagi Andre, cinta itu tidak bisa dipaksa dan itu mutlak, mau seberapa baik pun pilihan ayahnya. Seketika ia teringat akan masa lalunya. Sewaktu sang ayah menjodohkan dia dengan gadis yang katanya mencintai Andre. Namun nyatanya, pernikahan yang dia jalani sama sekali tidak berjalan lancar dan sangat kelam karena satu hal yang dia yakini, dia tidak bisa mencintai pilihan ayahnya. Andai saja dia tidak menuruti paksaan ayahnya dulu ketika dipaksa menikah, pasti gadis itu masih hidup sampai sekarang dan dirinya juga mungkin lebih sedikit bahagia karena tidak punya masa lalu kelam itu. "Haruskah aku menurut lagi? Tapi aku tidak mau kejadian yang dulu terulang kembali," gumam kecil Andre. Di sisi lain Sintia kekasih Andre, dia sedang minum-minum di club malam, melampiaskan segala emosinya karena calon mertuanya tidak juga merestui hubungannya dengan Andre, padahal dirinya sudah merayu Andre sedemikian rupa tapi tetap saja tidak bisa mengubah pendapat tuan Adit. "Ah, b******k! Kenapa pak tua itu tidak mati saja? Jadi, aku bisa menguasai Andre sepenuhnya,” gerutu Sintia kesal. "Andre sebenarnya pria yang kaya dan tampan, tapi sayang dia bodoh, membujuk ayahnya saja tidak bisa! Tapi biar bagaimanapun aku tetap mencintainya," lanjutnya bermonolog sendiri. "Hai cantik, jangan minum sendiri, mauku temani?" ucap seseorang pria dengan suara serak dari arah belakangnya. Sintia pun menoleh ke arah belakang agar bisa menatap pria itu, cukup tampan. Tanpa berpikir panjang dia mengangguk disertai senyuman manja memikat indra penglihatan, apa boleh buat? Hiburan datang sendiri ketika dia kesal adalah keberuntungan. Mereka berdua bercengkrama dengan mesra sambil minum-minum, sesekali mengecup satu sama lain seakan hal itu adalah lumrah bagi mereka dan tanpa tahu malu mereka mulai melumat satu sama lain hingga berujung ke kamar hotel. Kembali lagi dengan Andre dia tampak gusar mengingat ancaman ayahnya yang akan menjadikannya gembel jika dia diam-diam menikahi Sintia, tapi ayahnya juga tidak kunjung merestui mereka, padahal mereka sudah tidur berdua seperti sepasang suami istri membuat Andre tampak gila. "Apa aku hamili saja Sintia agar Papa mau tidak mau harus merestuiku menikahinya?” gumam kecil Andre tiba-tiba terpikirkan ide itu. "Ya, benar! Mana mungkin Papa tega membiarkan cucunya lahir tanpa seorang ayah." Terukir senyum licik di wajah Andre. "Bersabarlah, Sayang. Sebentar lagi kita akan menikah." Andre menghembuskan napas lega menatap kosong ke depan. Dia sudah membuat rencana dan tinggal menjalankannya saja, tidak peduli apa yang akan terjadi ke depan dan bagaimana ayahnya akan memarahinya, Andre sangat yakin kalau ayahnya akan merestuinya dengan cara itu. Berharap semua itu berhasil sesuai rencananya, lagi-lagi Andre membayangkan bagaimana wajah ayahnya ketika dia menikahi Sintia, pasti sangat seru bukan jika dia bisa mengalahkan keras kepala ayahnya?

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
30.2K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.8K
bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.4K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
32.3K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.7K
bc

Desahan Sang Biduan

read
36.8K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook