“Sok tahu, memang pernah merasakan langsung?” omelnya sambil membuang muka. Dongkol sekali perasaannya saat itu. Padahal rasanya tidak begitu menyakitkan, hanya kaget, karena Dante tidak memberinya aba-aba. “Ngak perlu merasakan dulu buat ngerti rasanya. Sama kayak belajar empati dan simpati.” Jena kehabisan kata-kata. Berhadapan dengan Dante mode serius memang perlu kelapangan d**a sedikit, jika tidak, mungkin dia sudah lama makan hati. Setelah mengoles alkohol dan memastikan lukanya telah mengering sempurna, Dante beranjak berdiri. “Sudah, pakai lagi bajumu,” katanya. Jena mencoba bangun, tapi pinggiran bajunya tak sengaja mengenai luka jahitan. Reflek wanita itu mendesah kasar. “Kasih plaster dulu bisa nggak? Kena baju agak perih.” Dante menoleh sedikit, melihat dengan ekor ma