Apartemen. Selesai merapikan barang belanjaannya, Jena merebahkan tubuhnya sejenak di atas sofa. Lelah dan bosan. Netra matanya cantiknya terarah ke atas, melihat atap sederhana tanpa lampu menggantung yang gemerlap, mirip dengan kondisi kontrakannya dulu. Entah mengapa, bayang kenangan masa lalu terlintas. Setelah ia berhasil keluar dari kediaman pamannya yang menyesakkan. Dia sempat tinggal di apartemen Dante kurang lebih satu tahun lamanya. Lalu setelahnya, ia memutuskan pindah, tinggal di kontrakan kecil sederhana dengan uang sewa yang dikumpulkan dengan bekerja paruh waktu. Dante sempat melarang, bahkan siap memberikan fasilitas apartemen gratis, karena Jena tidak ingin lama-lama tinggal satu atap. Namun Jena menolak. Dia ingin hidup mandiri tanpa bergantung pada siapapun. Tidak