“Adikku yang malang … Lia ku tersayang …. Kenapa kau depresi hanya karena cintamu ditolak pria b******k seperti dia? Kenapa? Kenapa kau memilih mengakhiri hidupmu!” Keheningan menyeruak seisi ruangan. Eky yang terkapar di lantai terus bicara omong kosong, Zaky juga tidak langsung berkomerntar mendenhar bualan anak lelakinya. Tapi wajah pria itu terlihat kaget. Sama seperti Theresa dan Ardyas. Zane sudah mengepalkan tangannya, ingin melayangkan tinjunya lagi agar Eky tutup mulut, tapi melihat Dante mengelengkan kepala, Zane mengurungkan niatnya dengan terpaksa. “Maafkan aku, Lia. Maaf, aku gak bisa jadi abang yang baik. Aku gak bisa bawa dia ke hadapanmu dan membuatnya meminta maaf. Maaf ….” Sudut mata Eky basah. Suaranya bergetar saat mengatakan permintaan maaf itu pada mendiang adikn