Jena mengangguk. Menyadari jika dirinya telah salah paham pada Dante, mengira pria itu sibuk mengurus istrinya, ternyata malah sibuk dengan pekerjaannya. Entah mengapa, mendengar itu perasaan Jena jadi lega. Cemburu? Konyol. Jena tersenyum getir, lalu berusaha mengalihkan fokusnya pada hal lain. “Mau minum dulu nggak? Es atau kopi? Kayaknya Ners Vino juga lelah,” “Kalau tidak merepotkan ….” Jena tersenyum ramah, “Mana mungkin, enggak kok. Saya bikinin kopi ya.” Jena mulai sibuk di belakang, merebus air. Awalnya hanya berniat basa basi saja, namun saat melihat Vino begitu ramah, dia mencoba mencari kesempatan mencari tahu tentang istri Dante. Setidaknya, dia perlu tahu dimana istri mantan pacarnya itu berada. Untuk berjaga-jaga saja, barangkali nanti Jena dihadapkan dengan istrinya