Bukan Orang Sembarangan

1734 Kata

Reiner duduk terpaku di kursinya, lampu bar temaram memantulkan bayangan wajahnya yang penuh keruwetan. Jari-jarinya berulang kali mengetik kalimat panjang di layar ponselnya: “Mel, aku minta maaf. Aku salah. Aku akan berubah. Tolong beri aku kesempatan terakhir…” Namun detik berikutnya, ia menghapus semua kata itu dengan wajah getir. “Percuma… dia nggak akan jawab,” gumamnya dengan suara serak. Tangannya berhenti sejenak, lalu dengan tatapan dingin ia menekan sebuah nomor. Ponselnya berdering sekali, dua kali, hingga terdengar suara berat di seberang. “Rei? Malam-malam gini lo nelpon, ada apa?” Reiner bersandar di kursi, menyulut rokok dan menghembuskan asapnya perlahan. “Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku,” suaranya rendah, penuh tekanan. “Selidiki Melinda. Segala aktivitasn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN