Ulfia menarik napas panjang, lalu menatap putranya dengan sorot mata yang berkaca-kaca. “Melinda… dia akan segera menikah.” Sejenak dunia seolah berhenti berputar bagi Reiner. Suara jam di dinding mendadak terdengar begitu keras. “Apa…?” suaranya tercekat, hampir tak keluar. Ia menatap ibunya dengan sorot tak percaya. “Menikah? Dengan siapa?” “Yang pasti dengan seorang pria, tapi mama gak tau dengan siapa.” Ulfia melanjutkan dengan nada berat, “Papa dan Mama Melinda sudah merestui. Katanya persiapannya berjalan sangat cepat.” Reiner mundur selangkah, tubuhnya terasa lunglai. “Tidak mungkin…” bisiknya, seakan menolak kenyataan. Matanya menatap kosong, lalu ia tiba-tiba menghempaskan tangannya ke meja makan hingga piring bergetar keras. “Tidak mungkin Melinda begitu saja… aku ga terima!”

