Chapter 17. Rasa Malu Menggelikan

1440 Kata

Aroma tempe goreng dan sayur sop memenuhi udara dapur pagi itu. Asih memasak sambil bersungut-sungut kecil, tapi tetap cekatan menyusun piring-piring di meja makan. Sementara Bisma sudah duduk santai di kursinya, menyesap kopi hitam panas, lalu Carisa mencoba membantu memindahkan makanan ke meja makan. Edgara muncul paling akhir, penampilannya sudah rapi dengan wajah sumringah. "Wah, ternyata istriku bisa membantu Ibu. Makin cinta deh aku." “Mulai menggombal lagi nih anak," celetuk Asih sambil menatap tajam dan geleng-geleng. “Enggak apa-apa, Buk. Aku ingin istriku mendengar kata-kata manis setiap hari dari mulutku,” jawab Edgara cepat. "Biar cinta kami semakin besar dan awet hingga ajal memisahkan kita." Carisa menahan senyum sambil duduk di sebelah suaminya. Tapi momen damai itu, s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN