Setelah dua hari dipantau intensif di ruang ICU dan kondisi Edgara menunjukkan perkembangan yang stabil, akhirnya Edgara dipindahkan ke kamar rawat inap biasa. Kabar itu segera disampaikan Carisa kepada mertuanya, dan dalam waktu kurang dari satu jam, Asih dan Bisma sudah tiba dengan semangat dan langkah tergesa, membawa dua tas besar berisi pakaian bersih, makanan, dan perlengkapan pribadi untuk Carisa dan Edgara. Saat pintu kamar dibuka dan mereka melihat putra semata wayang mereka terbaring di ranjang yang sudah tak mengggunakan alat bantu pernapasan, hanya infus dan monitor tekanan darah di sisi ranjang, Asih refleks menutup mulutnya, menahan isak haru yang tak bisa dibendung. Matanya yang sudah sembab sejak tiga hari terakhir kini kembali berkaca-kaca, sementara bahu tampak bergetar.