“Loh … kok ranjangnya ilang, Pak?” tanya Carisa ketika baru saja masuk ke kamar, yang ada hanya kasur busa yang digeletakkan di atas lantai, di bawah kasur itu ada karpet tipis berwarna hijau. Edgara memeluk tubuh Carisa dari belakang dan mengucup pundaknya seraya berbisik, “Biar kalau aku kasih nafkah batin ke kamu, nggak nimbulin suara ranjang goyang kayak kemarin yang sampai kedengeran Ibu sama Bapak..” “Astaga …." Carisa mendengus geli. "Bisa-bisanya alasannya kayak gitu. Tapi bagus sih, jujur aku malu banget tadi pagi makanya pas sarapan aku milih kabur aja terus ketemu Stevani." Dengan semangat, Edgara menarik pergelangan tangan Carisa dengan lembut dan membawanya ke arah kasur. “Ayo sini coba tiduran! Biar kamu tahu, ternyata tiduran langsung di lantai tuh rasanya lebih enak. In