Setelah pembicaraan yang mengusik emosi dengan Jayden, Siera kembali ke apartemennya dengan kesal. Dia tidak pulang ke rumah karena di sana pun keberadaannya seolah diremehkan oleh para pelayan meski tidak secara terang-terangan. “Kau dengan wajah polosmu itu, Zakiyah!” geramnya mengepalkan tangannya erat-erat, marah dan benci memenuhi hatinya. Siera tak menyangka jika Zakiyah berhasil merebut hati Jayden sepenuhnya, lelaki itu jelas sangat mencintai Zakiyah meski dia seringkali melontarkan kata-kata penuh kebencian dan berpikir jika Zakiyah berselingkuh dengan Zidane. “Sialan!” geramnya kesal. Sedang dia bersungut-sungut, tiba-tiba bel pintunya berbunyi. Siera menoleh menatap pintu dengan kening berkerut. “Siapa?” gumamnya, heran dan sama sekali tak punya gambaran akan tamu yang data