Jayden mengemudi dengan wajah cerah, sesekali dia melirik ke arah Zakiyah yang duduk di sebelahnya. Meski istrinya itu masih saja dingin dan enggan untuk menoleh menatapnya, Jayden sudah cukup senang dengan bersedianya Zakiyah untuk dia jemput dan mereka berencana untuk makan malam. “Kita mau ke mana? Aku lelah dan ingin istirahat!” keluh Zakiyah menghembuskan nafas lelah. “Sebentar lagi sampai!” sahut Jayden tersenyum. Zakiyah meliriknya, Jayden tampak ceria hari ini. Seolah dia adalah Jayden lain yang baru turun dari langit sebagai jelmaan malaikat, hingga membuatnya tanpa sadar tersenyum karenanya. “Tunggu!” teriaknya dalam hati seraya memalingkan pandangan ke luar jendela. “Nggak mungkin dia bersikap baik kalau nggak ada maunya, aku harus waspada!” pikir Zakiyah. “Apa masih lama?”