Angin malam berhembus lirih, membelai wajah ayu yang tampak lesu itu. Zakiyah perlahan menghapus air mata yang meleleh di pipinya lalu mendongak menatap langit seraya menghela nafas panjang. “Ibu, aku bisa melalui ini semua, ‘kan? Aunty Siera juga pasti akan kembali secepatnya!” hembusnya menghibur diri. Ketika itu ponselnya berdering, Zakiyah memeriksanya. “Ario? Mau apa dia?” dengusnya pelan, sudah pasti ajudan Jayden itu tengah mencarinya. “Ya!” sahutnya. “Nona, Anda di mana? Saya akan menjemput Anda!” kata Ario. Zakiyah menghela nafas dalam-dalam, ketenangannya hanya sekejap dan harus kembali berhadapan dengan realita. “Aku di restoran yang ada danaunya, jemput ke sini kalau bisa!” ujarnya setengah menggerutu lalu langsung menutup sambungan telepon begitu saja. “Coba saja c