Malam yang terasa lama itu akhirnya berakhir. Zakiyah yang baru tertidur ketika matahari muncul di ufuk timur, tentu saja kaget ketika mendengar teriakan Jayden yang membangunkannya. “Bangun, Zakiyah! Jangan mentang-mentang orang tuaku jatuh hati padamu lalu kamu bisa bermalas-malasan!” kata Jayden mengguncang bahu Zakiyah dengan risih. Zakiyah menguap lebar seraya bangun dengan mata masih terkantuk-kantuk. “Bisa nggak jangan teriak begitu, Uncle? Aku bisa dengar kalau Uncle bicara dengan halus!” rengeknya antara sadar dan tidak, lalu kembali menguap sampai matanya berair. Jayden mengerjap, sadar dengan sikapnya barusan yang terkesan terlalu kasar. “Iya, bangun kalau begitu. Perempuan harus bisa bangun pagi, ‘kan!” gerutunya seraya melengos pergi, dia sendiri sudah berpakaian rapi da