Keluarga Rayhan.

1119 Kata

“Ibu pasti senang mendengarnya, hanya saja sebelumnya Ibu sudah bangga dengan pekerjaan kamu yang mewah itu, Mas,” ucap Rini agak bingung, “kenapa tiba-tiba mau tinggal di kampung?” lanjutnya bertanya. Rayhan tersenyum tipis, sebentar matanya terlihat sendu sebelum menjawab pertanyaan Rini. “Ada sedikit masalah, nanti Mas ceritakan. Yang penting mulai sekarang kita garap sawah dan ladang peninggalan Ayah bersama-sama, ya?” katanya. Rini termangu sebentar lalu mengiyakan saja, dibanding itu dia juga senang berkumpul lagi dengan kakak laki-lakinya itu. Tak sabar ingin segera melihat reaksi Ajeng melihat anak lelakinya akhirnya pulang. “Ibu di mana?” tanya Rayhan celingukan. Rini mengangkat bahu. “Tadi ada di depan, makanya aku heran, Mas nggak ketemu Ibu waktu ke belakang tadi,” katanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN