Langit masih kelabu, matahari bahkan belum naik sepenuhnya ketika sedan hitam berhenti di basement rumah sakit. Tempat itu lengang, hanya sesekali terdengar suara klakson mobil ambulans yang lewat di atas. Aroma aspal lembap bercampur bau oli menempel di udara. Di jok belakang, David duduk dengan posisi santai, satu kaki disilangkan, sebatang rokok mengepul di tangannya. Jendela sedikit terbuka, membiarkan asap keluar perlahan, seolah kesabarannya pun ikut menguap bersama kabut tipis pagi itu. Ia sudah mengamati gedung rumah sakit selama hampir satu jam dari layar kecil tablet di pangkuannya—kamera tersembunyi dari salah satu anak buahnya merekam dari bangsal lantai dua. Belum ada pergerakan signifikan. Siera masih dirawat. Belum ada yang datang menjenguk. Dan belum ada tanda-tanda dia b