Diiringi dengan alunan musik, Zakiyah melangkah memasuki ballroom. Matanya diam-diam bergulir melihat sekeliling, memperhatikan setiap orang yang dilewatinya. Kakinya terasa berat, setengah diseret membawa beban hati dan pikiran yang bergejolak berusaha untuk tetap tegar menapaki langkah demi langkah, yang membawanya semakin dekat ke altar. Di mana Jayden berdiri menunggunya. “Ya Tuhan!” ratapnya dalam hati. Momen yang seharusnya membahagiakan, terasa seolah dirinya tengah memasuki mulut harimau yang siap menerkamnya. Jayden Morgan Takizaki, lelaki nomor satu seantero negeri, yang menjadi dambaan setiap gadis, objek fantasi para wanita yang haus kasih sayang, sebentar lagi akan mengucap sumpah janji pernikahan bersamanya. “Teganya aunty Siera sama aku!” batinnya menangis. Sementara i