Di Terminal. Rayhan tiba siang hari. Terminal ramai dan pengap. Ia menghampiri petugas karcis, mencoba menggali informasi. “Pak, dua hari lalu … ada penumpang perempuan, hamil besar, mungkin sendiri … inget nggak?” Petugas menggeleng, “Hampir tiap hari ada, Mas. Kalau nggak tahu nama atau tujuan, sulit.” Rayhan menyodorkan uang kecil. “Saya mohon. Mungkin ada yang ingat wajahnya. Atau bus yang ia naiki.” Setelah hampir satu jam, satu kernet mendekat dan berkata ragu: “Saya nggak yakin, tapi kemarin ada yang naik ke arah Tulungagung … diam-diam, nggak banyak bicara. Mukanya pucat, pakai masker dan syal.” “Tulungagung?” “Iya, Mas.” Rayhan berterima kasih. Tapi dadanya makin sesak. Perempuan itu terus bergerak. Dan Rayhan … hanya bisa mengikuti bayangan. Malam itu, Rayhan mengin