“Kamu cantik banget, sumpah,” salah satu kru perempuan berseru kagum. “Gila, ini bisa masuk majalah internasional!” “Look at that curve,” tambah kru lainnya, “Itu paha, itu pinggang—ah, kamu beneran definisi dewasa yang menggoda. Klien pasti gila.” Tawa. Puja-puji. Sorotan. Tapi semuanya tidak masuk ke dalam hati Siera. Ia menarik napas pelan. Wajahnya tetap tersenyum di depan kamera. Tapi itu bukan senyum bahagia. Bukan senyum yang tumbuh dari d**a yang lapang. Itu senyum yang kosong. Retak. Dibuat-buat. Di dalam pikirannya, ia berada jauh dari studio itu. Ia membayangkan dapur kecil di apartemen yang dulu ia sewa bersama Jayden. Bau kopi, suara tawa, tangan yang memeluk dari belakang. Ia memikirkan bayi yang ada di dalam kandungannya—dan bagaimana suara klik kamera ini bukan suara