Tubuh Siera mulai gelisah, punggungnya melengkung ke atas, paha mengejang di setiap tarikan dan tekanan. Tangannya mencengkeram sprei, lalu rambut sang klien, menariknya lebih dekat, memohon tanpa suara. Ia mengganti ritme—kadang cepat, lalu melambat, lalu satu sedotan panjang yang membuat Siera terisak tertahan. “Ahhh … Radit .…” Matanya terpejam, wajahnya memerah, dan napasnya mulai terputus-putus. Radit melirik ke atas, lalu mendorong dua jarinya masuk perlahan sambil tetap menjilat klitorisnya. Gerakan lidah dan jarinya bersinergi, membentuk irama yang mengguncang tubuh Siera dalam gelombang kenikmatan yang makin mendekat pada batas. "Jangan ... berhenti ...," bisik Siera, nyaris seperti doa. Beberapa detik kemudian, tubuhnya melesat ke puncak. Ia gemetar, suara tertahan di tenggo