Malam telah larut ketika Ayu pulang ke rumah setelah menginap satu malam di hotel bersama Mas Hendro—tentu saja dengan kamar terpisah. Perjalanan pulang mereka terasa tenang. Hendro menurunkannya di depan pagar rumah, dan seperti biasa, menatap Ayu dengan penuh kelembutan. “Aku akan bicara ke Ayah dan Ibu,” ucap Ayu, menggenggam tangan Hendro sejenak. “Makasih ya, Mas… untuk semuanya.” “Aku tunggu kabarnya,” jawab Hendro lembut. Ayu melangkah masuk. Rumah kecil sederhana itu disinari lampu temaram dari ruang tengah. Ayahnya, Hardi, duduk di kursi rotan yang menghadap televisi yang masih menyala dengan suara pelan. Sementara ibunya, Rani, tampak sedang menyetrika baju di pojok ruangan. Ayu berdiri sejenak di ambang pintu, menatap kedua orang yang paling dicintainya itu. Hatinya berdebar