Pagi itu, suasana di rumah keluarga kecil Hendro terasa lebih ramai dari biasanya. Ayu, yang sedang hamil dan dilanda ngidam aneh-aneh, sudah bangun sejak subuh. Ia sibuk mengaduk-aduk lemari pakaian sambil bersenandung kecil. Wajahnya terlihat bersemangat, tapi ekspresi Hendro yang baru keluar dari kamar malah penuh tanda tanya. “Sayang, kamu nyari apa sih pagi-pagi gini? Kok lemari Ibu kamu dibongkar juga?” tanya Hendro dengan suara serak. Ayu menoleh sambil tersenyum manis. “Lagi cari kebaya, Mas. Yang couple.” “Kebaya… couple?” Hendro makin bingung. “Ngapain?” Ayu langsung menutup lemari dan mengangkat dua setel kebaya merah muda—yang satu ukuran besar dan satunya sedang. “Buat Ayah sama Ibu. Hari ini mereka yang antar Kiano sekolah.” “Lho, kok bukan aku?” “Karena aku ngidamnya b