19. Mulai Luluh

1364 Kata

Hendro terbangun ketika suara ayam tetangga berkokok nyaring dari arah belakang rumah. Matanya masih sedikit berat, namun pikirannya sudah langsung aktif, mengingat Ayu. Ia mengusap wajahnya perlahan, duduk di tepi ranjang, lalu menoleh ke jendela yang tirainya belum dibuka. Seolah ada magnet tersendiri, Hendro berdiri dan mendekati jendela, menyibak tirai tipis berwarna krem, dan mengintip ke luar. Mata Hendro langsung mengarah ke rumah yang ada di seberang jalan—rumah Ayu. Masih gelap-gelap ayam. Jam belum genap menunjukkan pukul enam pagi. Tapi entah mengapa, Hendro berharap Ayu akan keluar rumah. Menyiram tanaman seperti biasanya, atau sekadar duduk di kursi rotan tua yang ada di teras. Tapi harapan itu hanya harapan. Tidak ada tanda-tanda Ayu keluar pagi ini. Hendro berdiri mematung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN