20. Kencan Pasar Malam

1530 Kata

Matahari sudah mulai bergeser ke barat, menyisakan bayangan panjang di halaman rumah keluarga Ayu. Motor tua milik Pak Hardi kini terparkir rapi di depan rumah. Bukan lagi tampak ringkih dan menyedihkan seperti sebelumnya—kilapnya kembali hidup, mesinnya menderu lembut saat Pak Hardi mencobanya berkali-kali tadi siang. Hendro tak hanya memperbaikinya, tapi juga mengganti sebagian besar suku cadangnya. Ban, rantai, rem, hingga busi dan oli—semua baru. Pak Hardi, pria paruh baya yang biasanya bicara datar dan jarang memuji, kali ini tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Ia menepuk-nepuk punggung Hendro dengan tulus, senyum lebarnya nyaris tidak pernah terlihat seperti itu sebelumnya. “Mas Hendro… ini motor udah kayak baru. Saya sampai bingung mau bilang apa. Terima kasih, ya,” ucapnya de

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN