39

1580 Kata

Pagi itu, langit terlihat cerah. Angin berembus lembut menyapu dedaunan yang bergoyang pelan di halaman depan. Setelah memastikan Hendro dan Kiano sarapan dengan tenang, Ayu mengambil keputusan untuk berjalan menyebrang ke rumah orang tuanya, yang letaknya hanya di seberang jalan besar. Perasaan hangat dan haru memenuhi dadanya. Ada berita besar yang ingin ia sampaikan. Dengan mengenakan gamis berwarna cokelat s**u dan jilbab yang disampirkan sederhana, Ayu mengetuk pintu rumah yang sejak kecil menjadi tempat ia tumbuh. Tak butuh waktu lama, pintu dibuka oleh sosok perempuan paruh baya dengan senyum hangat dan raut wajah lembut—ibunya, Rani. “Ayu?” seru Rani girang. “Pagi-pagi ke sini, Nak?” Ayu tersenyum lebar. “Pagi, Bu. Ayah ada di dalam?” “Iya, lagi duduk di ruang tengah. Ayo masuk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN