Reza dan Arini berdiri di ruang tamu apartemen, tubuh mereka masih basah oleh hujan yang membasahi perjalanan Arini sebelumnya. Nafas mereka memburu, tapi ada rasa lega di antara keduanya. Reza memandang Arini, hati dipenuhi rasa syukur karena malam ini, ia berhasil memilih jalan yang benar. Namun, ketenangan itu hanya sesaat. Di sisi lain kota, Nadya duduk di apartemennya sendiri, menatap layar laptop dengan mata yang menyala-nyala oleh kemarahan. “Reza… kau pikir ini berakhir malam ini?” gumamnya pelan, tapi penuh ancaman. Ia menekan beberapa tombol, mengirim pesan ke orang-orang yang bisa mengacaukan reputasi Reza dan Arini. 📩 “Persiapkan semua. Malam ini, mereka akan menyesal.” Keesokan harinya, suasana di rumah Arini terasa berat. Anak-anak tertawa, tapi di balik tawa itu, Arini m

