Hari itu, Arini sengaja menunda pekerjaannya di rumah. Ia mengantar anak-anak ke sekolah lebih awal, lalu mampir ke sebuah kafe kecil tak jauh dari pusat kota. Dari situ, ia bisa memperhatikan jalanan sambil menunggu seseorang—dan kali ini, ia bukan sekadar istri penurut. Ia sedang dalam misi. Ponselnya bergetar. Pesan dari Yuni masuk lagi. 📩 “Rin, aku dengar desas-desus kalau ada seorang perempuan yang sering terlihat check-in dengan tamu misterius di hotel itu. Namanya… Nadya. Kau pernah dengar?” Arini tercekat. Nama itu terasa asing, tapi sekaligus menimbulkan rasa curiga. Ia belum pernah mendengar Reza menyebutkan nama tersebut. “Siapa kau, Nadya?” bisiknya pelan. Sementara itu, Reza sedang di kantor. Ia berusaha fokus pada pekerjaannya, tapi pikirannya melayang. Setiap kali pintu

