Pagi itu, suasana rumah terasa berbeda. Reza duduk di meja makan dengan tatapan kosong, jarinya mengetuk-ngetuk meja tanpa sadar. Arini memperhatikannya dari dapur. Gerakan kecil itu sudah cukup memberinya tanda—Reza sedang gelisah. “Ada yang salah, Mas?” tanya Arini sambil menaruh piring nasi goreng di depannya. Reza tersentak kecil. “Hah? Oh… nggak, nggak ada apa-apa.” Namun, dari sorot matanya, Arini tahu jawaban itu bohong. Ia tersenyum samar, seolah tak ingin memperpanjang. Dalam hati, ia berkata, kau mulai panik, kan, Mas? Bagus. Bisikan Nadya Sementara itu, Nadya duduk di apartemennya, memelototi layar ponsel. Pesan Dina masih menghantui pikirannya. Kata-kata samar itu terasa seperti ancaman. Ia menelpon Reza dengan nada cemas. “Reza, aku nggak tenang. Kayaknya ada yang tahu

