Bab 17 – Benih Api yang Membara

1115 Kata

Malam itu, Nadya tidak bisa tidur. Setiap kali ia memejamkan mata, wajah Reza selalu muncul. Tatapan takutnya, genggaman tangannya, dan kebohongan yang terus ia dengar membuat hati Nadya semakin terbakar. Ia duduk di tepi ranjang, menyalakan rokok, meski sebenarnya ia tak pernah suka merokok. Asap putih melayang di udara kamar apartemen yang pengap. “Arini pasti tersenyum puas sekarang,” gumamnya getir. Nadya merasa dirinya semakin terpojok. Cinta yang ia perjuangkan, hubungan yang ia simpan rapat-rapat, seakan tidak pernah punya tempat. Ia benci sembunyi, ia benci dicap perusak rumah tangga, tapi yang lebih ia benci adalah dirinya sendiri yang tetap bertahan. Kalau aku terus diam, aku hanya akan jadi bayangan. Kalau aku buka semuanya, setidaknya aku punya kuasa. Pikiran itu semakin me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN