Bab 18 – Pertemuan Dua Perempuan

1275 Kata

Hari itu, udara begitu panas. Langit Jakarta mendung, seakan ikut menahan napas untuk sesuatu yang akan segera pecah. Nadya berdiri di depan rumah besar bercat putih itu, menatap pintunya dengan perasaan campur aduk. Tangannya gemetar saat hendak mengetuk. Bibirnya bergetar, namun tatapannya tajam. Hari ini, semua kebohongan harus berakhir. Belum sempat ia mengangkat tangan, pintu terbuka. Dan di sana, berdiri Arini. Wajah Arini tenang, senyumnya tipis, nyaris tidak bisa terbaca. “Nadya, kan?” suaranya lembut, tapi ada kekuatan tersembunyi yang membuat Nadya bergidik. Nadya terdiam, tidak menyangka Arini menyebut namanya begitu yakin. “Kamu… tahu aku?” Arini menahan senyum. “Aku istri Reza. Jadi wajar kalau aku tahu siapa perempuan yang sering disebut-sebut dalam doanya belakangan ini

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN