Iqlima masih menatap kue itu tanpa menyentuhnya. Semakin lama dia memikirkannya, semakin besar keraguannya. Jika memang dari Justin, kenapa pria itu tidak mengatakan apa-apa saat datang tadi siang? Pelan, dia menarik napas dalam dan menggeleng kecil. “Aku tidak akan menyentuhnya sebelum tahu siapa yang mengirimnya,” gumam Iqlima pelan, lebih kepada dirinya sendiri. Bi Minah yang mendengar itu hanya mengangguk. “Benar, Non ... khawatirnya dari mantannya Den Afkar itu loh, kalau sampai diisi racun gimana?" Alih-alih menenangkan, Bi Minah justru semakin menakuti hingga Iqlima makin ragu setengah mati. Dia kembali menatap kue di hadapannya, lalu tanpa berkata apa-apa, Iqlima mengambil plastik penutupnya dan membungkusnya kembali dengan hati-hati. Setelah itu, dia meletakkannya di sudut m