Seyakin itu Afkar bicara, hingga membuat Justin menatapnya dengan curiga. “Oh? Sudah dapat bocoran dari pengacara?” “Bukan begitu.” Afkar menghela napas, bahunya sedikit merosot. “Aku hanya yakin Allah tidak akan membiarkan terpenjara selama itu." Mendengar jawaban Afkar, Justin tidak langsung membalas. Candaannya tadi memang hanya untuk menggoda, tapi kini dia bisa melihat betapa dalamnya rasa kehilangan yang perlahan menyergap Afkar. Suasana seketika berubah serius. “Kau yakin bisa bertahan di sini sampai saatnya tiba?” Afkar tersenyum kecil, meskipun jelas ada luka di dalamnya. “Tentu saja, mana mungkin aku ragu." Menanggapi keyakinan Afkar, Justin hanya mengangguk pelan. Selang beberapa lama, pria itu melirik jam di pergelangan tangannya, menyadari bahwa waktu kunjungannya hampir