BAB 23 - Tertampar Kenyataan ~

1557 Kata

Jingga berdiri kaku di ambang pintu, kedua tangannya mengepal erat, nyaris gemetar menahan gejolak yang membakar di dalam dadanya. Sorot matanya tajam menusuk lurus ke arah Afkar yang saat ini tengah mengenakan kembali kemeja putihnya dengan tenang, seolah situasi di hadapannya hanyalah angin lalu. Afkar sadar betul bahwa dirinya kini tengah terjebak dalam masalah besar, namun wajahnya tetap datar. Tak ada rasa panik, tak ada keinginan untuk segera membela diri. Dia hanya sesekali melirik ke arah Iqlima yang baru saja dia perintahkan untuk kembali masuk ke dalam kamar, tanpa memedulikan kehadiran Jingga yang tengah berdiri di sana, menjadi saksi atas segala hal yang tak seharusnya dia lihat. Sementara itu, Jingga masih bergeming, matanya menyelidik, napasnya memburu. Rahangnya menger

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN