BAB 22 - Nikmati Hukumanmu

1606 Kata

Afkar menolak keras dianggap sebagai suami takut istri sebagaimana yang Bahri ucapkan. Namun, keyakinan itu tampaknya berbanding terbalik dengan apa yang terjadi. Dengan dia yang tidak berani masuk dan memilih untuk berdiam diri di pos satpam serta ragu sewaktu hendak masuk kamar adalah bukti nyata bahwa jauh di lubuk hatinya, Afkar memang takut. Meski takut yang dia rasakan tak terdefinisikan, entah takut karena Iqlima banyak tanya, atau mungkin takut akan hal lainnya. Tapi yang pasti, Afkar tidak memiliki keberanian untuk menghadapi Iqlima pagi ini jujur saja. Cukup lama Afkar menimbang keputusan, sampai akhirnya dia berhasil mendorong pintu itu pelan-pelan. Berharapnya Iqlima tidur lagi, hingga dia tidak perlu menjawab berbagai pertanyaan dari wanita itu lagi. "Assalamualaikum, Mas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN