"Sabar, jalan menuju lokasinya ternyata tidak semudah yang kami perkirakan, Iqlima." Suara Habil terdengar tenang, meski sebenarnya di dalam hatinya berkecamuk kegelisahan yang sulit dijabarkan. Bukan hanya Iqlima yang panik, Habil dan Rayyanza pun sama resahnya. Mereka tidak pernah menduga bahwa rencana yang telah disusun dengan matang justru dipersulit saat mereka tiba di Pulau Dewata. Semuanya terasa seperti berjalan di luar kendali. Jika mengikuti petunjuk di peta, seharusnya mereka sudah tiba di lokasi dua jam yang lalu. Namun, sebuah kesalahan yang bahkan sulit dijelaskan tiba-tiba terjadi. Mungkin karena tergesa-gesa. Mungkin karena pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran akan keadaan saudaranya di sana. Atau mungkin karena hatinya sudah dipenuhi firasat buruk sejak awal. Yang je