Tak salah dengar, sesuatu yang paling Afkar takutkan akhirnya terjadi. Dengan suara yang begitu jelas, tanpa keraguan sedikit pun, Iqlima meminta untuk dilepaskan. Dengan kata lain, Iqlima ingin berpisah. Seketika d**a Afkar terasa sesak, seolah ada tangan tak terlihat yang mencengkeram jantungnya erat-erat. Dia sudah menduga ini sejak kemarin, sudah menyiapkan kemungkinan terburuk. Tapi tetap saja, mendengar langsung dari bibir istrinya sendiri terasa seperti pukulan telak yang menohok ke dalam dirinya. Selama ini, Afkar berpikir bahwa jika perceraian itu benar-benar terjadi, permintaan itu pasti datang dari orang tua atau keluarga Iqlima, bukan dari Iqlima sendiri. Namun, kenyataannya justru lebih menyakitkan. "Lepas ...." Afkar mengulang kata itu dengan suara rendah, nyaris berbis