Bukan main terkejutnya Afkar saat mendapati Iqlima sudah terjaga. Seketika napasnya tersangkut di tenggorokan, suaranya bahkan sempat terbata-bata. Sejak kapan istrinya bangun? Apa dia sempat mendengar sesuatu? Pikiran itu membuat dadanya berdebar tak karuan. Afkar berharap Iqlima baru saja terjaga, bahwa ia belum mendengar banyak, agar tak berujung petaka. Namun, bayangan kemungkinan terburuk tetap menghantui benaknya. "Kamu kenapa bangun? Suaraku ganggu ya?" tanya Afkar cepat, berusaha mengalihkan suasana dengan nada selembut mungkin, seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan. Iqlima masih tampak setengah sadar. Mata indahnya sedikit bengkak karena kantuk, napasnya teratur dan hangat, menandakan ia belum sepenuhnya kembali ke dunia nyata. Tanpa tergesa, dia menggeleng pelan, bahkan semp