BAB 44 - Terlambat ~

1618 Kata

Penuh harap, Afkar menatap istrinya, menanti jawaban yang bisa mengubah segalanya. Kata-kata Iqlima barusan telah membuat jantungnya berdegup kencang, sesuatu yang tidak ia duga akan keluar dari mulut perempuan itu. Cinta? Jika benar Iqlima telah melibatkan perasaannya, maka bagi Afkar, ini bukan sekadar kabar baik, ini adalah anugerah. Sesuatu yang sejak awal dia inginkan, meski tak pernah berani berharap lebih. "Hem, bisa dibilang begitu." Suara Iqlima terdengar lembut, nyaris samar. Afkar menyipitkan mata, mencoba menangkap maksud tersembunyi dari jawaban itu. "Sejak kapan?" tanya Afkar sedikit mendesak, ingin tahu secepatnya. Iqlima tidak langsung menjawab. Dia tampak berpikir, mempertimbangkan kata-kata yang tepat sebelum melanjutkan. Jemarinya bahkan sibuk meremas ujung selimut,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN