Beberapa kali Afkar memastikan. Matanya menelusuri layar ponsel Iqlima dengan saksama. Berharap bahwa ia hanya salah baca, bahwa apa yang baru saja ia lihat hanyalah ilusi akibat pikirannya yang terlalu panik.
Namun, tidak peduli seberapa sering dia mengulang membaca pesan itu, kenyataannya tetap sama.
Rayyanza benar-benar berhasil bebas, pria itu telah menemukan kembali kebebasan yang sempat Afkar renggut lewat bantuan temannya, Hiro.
Jantungnya berdebar keras. Jemarinya yang memegang ponsel terasa sedikit gemetar. Napasnya bahkan terasa lebih berat dari sebelumnya. Ini bukan sesuatu yang dia perkirakan akan terjadi, prediksinya tidak begini.
Sungguh besar harapan Afkar bahwa anak buah temannya akan bergerak cepat dan kembali menawan Rayyanza, nyatanya justru sebaliknya.
Menyadari s
