BAB 114 - Retak

1746 Kata

Sementara itu, di rumah Iqlima baru saja hendak mulai kembali berperang dengan alat dapur. Sore ini sedikit mendung, mungkin sebentar lagi hujan. Beberapa jam lalu dia baru saja pulang dari kajian mingguan yang diikuti. Sebenarnya agak lelah, tapi menyiapkan malam untuk Afkar terasa menyenangkan bagi Iqlima. Dan, baru saja menginjakkan kaki ke dapur, notifikasi ponselnya terdengar nyaring, menandakan ada pesan masuk. Awalnya dia mengabaikannya, tapi setelah notifikasi kedua dan ketiga menyusul dengan nada yang sama, Iqlima mengelap tangannya dan mengambil ponsel. Pengirimnya nomor tak dikenal. Tapi isinya, sangat cukup untuk membuat tubuh Iqlima langsung membeku. || Maaf sebelumnya, aku bukan tipe orang yang suka merebut suami orang. Tapi aku rasa kau berhak tahu. || Anak ini (Terl

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN