27

1119 Kata

Bram terkekeh rendah, menikmati setiap tarikan napas istrinya yang mulai terengah. Jemari besarnya tidak hanya sekadar bermain, tapi benar-benar menguasai setiap detik sensasi yang ia berikan. Menekannya, mengelusnya hingga Kalinda mengeram dalam ciumannya dengan Bram. Kalinda menggigit bibir bawah suaminya, tubuhnya menegang sekaligus gemetar menahan rasa yang semakin dalam. Ia ingin protes, tapi suara erangan pelan justru lebih dulu lolos dari tenggorokannya. Bahkan Bram terus menggerakkan jarinya saat Kalinda mengigit bibir itu. “Cantik sekali kamu kalau begini,” gumam Bram saat ciuman mereka terlepas dengan tatapan panas yang tak pernah lepas dari wajah istrinya. “Setiap kali aku buatmu mendongak… aku merasa seluruh dunia ini cuma milik kita berdua.” Kalinda memejamkan matanya, di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN