28

1289 Kata

Sudah hampir jam setengah sembilan pagi. Udara masih terasa sejuk, sisa embun pagi yang belum benar-benar hilang. Suasana komplek pun mulai ramai dengan suara bapak-bapak yang saling menyapa dari jauh sambil membawa cangkul, sapu lidi, maupun karung untuk kerja bakti. Di dapur, Kalinda sudah menyiapkan bawaan untuk dibawa ke balai warga, satu keresek besar berisi buah-buahan segar—pepaya, semangka, dan melon—yang masih utuh. Tinggak di potong bersama ibu-ibu nanti. Tangannya sempat merapikan baju kaos putih lengan panjang yang dipakainya, dipadukan dengan celana legging hitam yang simpel. Rambutnya ia kuncir seadanya, tak perlu ribet. Dia sempat mematut diri sekilas di pintu kulkas. Karena pasti nanti berpanasna ria. Dan inilah yang dia kenakan. “Dek, sudah?” suara Bram memecah lamuna

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN