18

642 Kata

Kalinda duduk di depan televisi, mencoba fokus pada tayangan pagi itu, meski langkahnya tadi menuju sofa jelas terlihat tidak normal. Sesekali ia melirik ke arah suaminya yang datang menghampiri—lengkap dengan es krim di satu tangan dan laptop di tangan lainnya. Senyum Bram seakan tak memiliki dosa karena sudah membuat istrinya tersiksa seperti ini. Benar-benar, Kalinda tak menyangka jika suaminya memiliki stamina yang membuatnya kalang kabut. Sunggu Kalinda yang masih awam dan baru pertama kali harus bisa mengimbangi suaminya. “Dek… nih mas bawain es cream buat kamu,” ujarnya sambil menyodorkan mangkuk kecil berisi es krim favorit istrinya. Kalinda hanya melirik sekilas. “Nggak mau.” “Marah ta?” Bram duduk di sebelahnya, mencoba mendekat. Kalinda menghela napas panjang. “Iya, gara-g

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN