Sesampainya di rumah, Bram sudah menata wajahnya sedemikian rupa. Senormal mungkin. Seolah-olah tak ada yang terjadi siang tadi. Senyum datar, sapaan singkat, dan nada bicara yang seakan tak memendam apa pun. Namun sayangnya, Kalinda bukan perempuan yang mudah ditipu dengan ekspresi datar semacam itu. Wanitanya masih tetap ingin mengetahui apa yang membuat pikiran suaminya seakan terganggu. “Mas, tadi kenapa sih kelihatan aneh waktu pulang jemput aku?” tanya Kalinda sambil menguncir rambutnya, tatapan matanya penuh selidik. Bram menelan ludahnya perlahan. “Heh? Nggak… nggak ada apa-apa, Sayang." "Yang bener? Jangan bohong mas" "Nggak ada sayang. Beneran. Cuma ada masalah dikit aja di kantor Dek" Bram mencoba tersenyum ringan, padahal keringat dingin sudah mulai membasahi pelipisnya.

