56

1129 Kata

Bramasta memarkirkan mobil hitamnya tepat di depan gedung bank tempat Kalinda bekerja. Sore itu, matahari sudah condong, menorehkan cahaya oranye ke kaca jendela yang ada di setiap gedung di sana. Ia menepikan kepala sebentar ke sandaran kursi, melepaskan embusan napas panjang, sebelum akhirnya menegakkan tubuhnya lagi. Senyum merekah perlahan di wajahnya. Lelah dari tiga rapat berturut-turut seakan tak ada artinya. Dalam pikirannya hanya ada satu bayangan sederhana. Kalinda keluar dengan senyum lembutnya, menghampiri mobil, lalu duduk di sebelahnya sambil bercerita tentang hari itu. Tangannya meraih ponsel, membuka pesan-pesan yang dikirim Kalinda siang tadi. “Mas, sudah makan siang belum?” “Jangan lupa istirahat ya, jangan kerja terus.” “Aku kangen.” Bahkan ada foto semangkuk sot

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN