Tiba-tiba. Ya, semua terjadi sangat tiba-tiba. Tiba-tiba saja Bianca menjadi susah bernapas dan tiba-tiba saja bibir Nathan itu menempel di lehernya. Bukannya ingin menjauh dan mengakui kesalahannya, Nathan malah meneruskan kegiatannya itu. Mata Bianca mulai terpejam saat bibir mungilnya yang selalu kemerahan itu mulai basah. Dia merasakan bibir Nathan seperti akan memakan bibirnya. Nathan melepas ciumannya. Dia kemudian menatap Bianca sambil tersenyum tipis. “Baru pertama kali ciuman ya?” tanya Nathan yang sepertinya sudah tahu jawabannya sendiri. Bianca yang malu karena pasti Nathan kecewa kepadanya pun hanya bisa menundukkan kepalanya. Dia takut Nathan akan marah kepadanya, karena dia tidak bisa membalas ciuman daddy-nya tadi. “Gak papa. Ntar lama-lama juga bisa.” Nathan mendekat