Bab 49 Kilas balik

1070 Kata

Kilas Balik — Dua Belas Tahun Lalu. Pinggiran Kota, Musim Hujan Langit hitam dan petir menyambar di kejauhan. Hujan mencambuk jalanan saat Aidan kecil, dengan pakaian basah dan lutut berdarah, berlari pulang ke rumah mungil mereka. Sirene polisi menjauh, tapi gema tangis ibunya masih terpatri di telinganya. “Mamaaaa!!” Pintu rumah mereka terbuka lebar. Isinya sudah berantakan. Rak buku terjungkir, bingkai keluarga pecah berserakan. Tetangga-tetangga berdiri di pagar, berbisik-bisik, mencibir, mengasihani. Namun, Aidan tidak menangis. Ia menatap televisi yang masih menyala di ruang tengah. Di layar: Aruna Wijaya, pria elegan dengan senyum dingin, berdiri di panggung bersama putrinya—Celestine muda, mengenakan seragam sekolah dan pita di rambutnya. “Integritas keluarga Wijaya adalah pon

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN