Della masih kesal. Kesal yang tidak bisa diucapkan sembarangan, karena semuanya terjadi begitu cepat dan menyebalkan. Hans menghilang tanpa jejak, menolak bertemu ketika ia datang ke Kantor Nels, dan sekarang—setelah berhari-hari dibuat kelimpungan— Hans muncul begitu saja di tengah acara, tanpa penjelasan apa pun, malah membuat suasana makin rumit. Sialnya, dia bahkan sempat mencium. Bukan kata maaf yang keluar lebih dulu, tapi tindakan impulsif yang membuat d**a Della sesak karena terlalu banyak emosi yang tertahan. "Sorry, Bey," ucap Hans, kali ini nadanya lebih pelan, lebih hati-hati. “Aku tahu aku salah. Tapi please... dengerin penjelasanku setelah acara, oke?” Della menahan napas. Rahangnya mengeras. “Oke, gue tunggu. Tapi….” Padahal, menunggu adalah hal yang paling ia benci. Ta